Minggu, 26 April 2015

Nyimpang dikit yah tapi masih ada kaitan kok :)



Cerita tentang Kejujuran
Berkaitan dengan Etika sih sebenarnya
Nah, kisahnya ini tentang seorang penjual susu yang terkenal jujur sih di sekitaran rumah dan di daerahnya. Dia ini seorang laki-laki dan belum menikah. Ia berasal dari kalangan orang miskin, ayahnya juga udah meninggal loh teman-teman sejak ia masih kecil dulu dan ibunya sudah sangat tua dan sangat sulit lagi bekerja. Dari dulu sebenarnya ia sudah terbiasa bekerja untuk menghidupi kehidupan ia dengan ibunya. 

Tau gak dia sebenarnya dulu pernah menyukai seorang gadis di sekolahnnya, tapi sayangnya gadis itu menolak dia dengan mengatakan “ Kau itu udah penjual susu keliling, bau, miskin, tidak punya apa-apa berani menyukai gadis seperti saya ini yang berasal dari golongan atass. Mikir dulu kalau suka ya.” Dari situ ia berpikir-pikir untuk menyukai seseorang dan dari situ ia mulai mengenyampingkan pernikahan.
Suatu hari di saat pagi ibunya meminta ia supaya cepat-cepat menikah karena kondisi ibunya yang sudah tua dan sangat susah mempertahankan kesehatannya.
“Nak, engkau tau kalau ibu ini sangatlah tua dan tidak sebentar lagi akan pergi jadi cepatlah untuk menikah agar ibu sempat melihat menantu dan cucuku.”
“Baiklah ibu” jawab sang anak dengan perasaan yang sedikit sedih mengingat apa yang pernah dialami dulu.
“Ibu tapi jagalah kesehatanmu dan berdoalah untuk anakmu untuk mendapatkan seorang gadis baik yang kelak akan menjadi menantumu. Seorang gadis yang tidak sombong dan patuh suaminya, Ibu. “ tambah sang anak sebelum ia mulai bekerja
“Ibu selalu mendoakan yang terbaik bagimmu, Anakku.”

Sang anak pergi ke tempat ia sering mengambil susu untuk dijualnya. Kali ini ia hanya mengambil sedikit dari biasanya. Kemudian ia pergi mengantarkan susu itu ke tempat biasa. Di tengah jalan ia menemukan dompet yang terjatuh. Tanpa berpikir panjang ia mengambil dompet itu dan melihat isinya. Teman-teman di dompet itu banyak uang loh, maklumlah yang punya kan orang kaya.
            Perjalanan mau mengantarkan susu ke tempat lain ada bisikan iblis.
            “Ayolah ambil, gak ada yang tau kok. Toh kamu juga baru kali ini nyuri. Sekali-kalikan gakpapa. Toh yang kamu buat gak bakalan nutupin kebaikan kamu itu yang banyak itu. Inget juga ibu kamu yang lagi sakit di rumah.”
Pemuda tergoda dengan bisikan iblis dan ia mengambil beberapa lembar uang itu dan pergi ke toko obat untuk membeli obat ibunya.
            Saat ia ingin pulang ke rumahnya, ia mulai menyesali apa yang telah ia lakukan, apa yang telah ia ambil.
            “Ini bukan milikku, lalu mengapa aku menggunakannya? Sungguh bodoh aku, mau mengikuti bisikan iblis itu.” penyesalan mulai datang kepada pemuda itu.
            “Aku harus mengembalikan dompet ini dan mengaku salah karena telah mengambil uang yang bukan milikku. Aku harus menjelaskan apa yang telah kuperbuat.” Pikir sang pemuda sembari membuka dompet itu melihat siapa pemilik dompet itu.
            Sang pemuda akhirnya mengetahui pemilik dompet itu dan mulai berjalan ke tempat pemiliknya itu. Dengan niat dan keberanian ia masuk ke rumah sang pemilik.
Tok tok tok......... (suara ketukan pintu ceritanya)
            “Ya, tunggu sebentar.” Terdengar suara dari dalam rumah
            “Ada apa Nak datang ke rumah saya? Apa ada masalah yang pernah saya lakukan, Nak?”
            “Bukan, Pak. Sebenarnya saya mau mengembalikan dompet bapak ini. Tapi maaf Pak sebelumnya” sembari memberi dompetnya.
            “Terima kasih ya, Nak sudah menemukan dompet saya ini. Tapi maaf sebelumnya untuk apa ya, Nak bapak gak ngerti?”
            “Sebenarnnya saya sudah memakai beberapa uang itu untuk membeli obat untuk Ibu saya yang sedang sakit di rumah. Saya sebenarnya gak berniat memakainya tapi karena Ibu saya membutuhkannya Pak.” *sebenarnya ini sama aja kan mencuri*
            “Jujur baru kamu orang yang saya temui memberitahu kalau mengambil uang. Hahahhaaa (tertawa ceritanya) masa ada orang mau nyuri izin dengan orang yang mau dimaling. Pasti gak ada itu, Nak. Kalaupun ada pasti penjara itu udah lama penuh terus polisi gak ada gunanya lagi dong. Tapi saya menghargai kejujuranmu mengakui apa yang telah kamu lakukan. Kamu harus mengikuti syarat supaya saya memaafkan kamu.”
            “Syarat? Apa itu, Pak?” tanpa pikir panjang ia menanyakan syarat agar ia bisa dimaafkan.
            “Kamu harus menikahi putri saya yang buta, tuli dan lumpuh, kalau kamu tidak mau ya tidak apa-apa tapi ingat masalah ini ya, Nak.”
            “Saya dijebak, tapi tidak apalah karena ini semua salah saya telah memakai uang yang bukan punya saya.” Pikir sang pemuda dalam hatinya.
            “Baiklah, Pak saya menerima syarat yang bapak ajukan.”
            “Nah, itu anak saya.” Menunjuk sang anak yang mendekat ke arah mereka sambil membawakan minum, tapi ada yang aneh loh anaknya itu gak ada cacatnya. Ia cantik, bisa berjalan, bisa melihat dan bisa mendengar tampaknya.
            “Itu anak bapak? Bukannya bapak bilang kalau anaknya...”
          “Ya, itu untuk mengelabui kamu, pemuda. Tapi ia memang buta akan kejahatan dunia, tuli akan segala bisikan jahat dan lumpuh akan perlakuan dunia yang mengharuskan ia berada ditangan orang baik.”
Dari situ ia kembali ke rumahnya, memberi ibunya obat yang tadi telah dibeli dan memberitahukan kejadian yang ia alami. Sungguh ibunya sebenarnya sedih mendengar anaknya tidak jujur namun adapula kebahagian yang ia dengar sang anak menemukan pendamping hidupnya yang bahkan lebih cantik dan lebih baik dari gadis yang dulu pernah ia suka. 


(Cerita ini karangan saya sendiri loh tapi dengan ide dan penambahan bumbu dari kehidupan-kehidupan sekarang ini)
Nah, sekarang pilah-pilah dulu ya :
1.     Kejujuran itu penting tapi sebaiknya kalau jujur itu harus dipertahankan apapun yang terjadi. Kalaupun itu keadaan terdesak kita harus jujur loh, karena jujur itu berhubungan dengan etika seseorang dan hubungan kita dengan Pencipta kita teman-teman.
2.   Kalau mau memaafkan jangan ada syarat yahhh, kenapa? Ya kalau ada syarat itu bukan memaafkan loh tapi mengganti rugi lagipula masa kita gak ikhlas memaafkan. Memaafkan itu harus ikhlas dan juga nenek moyang kita bangsa yang pemurah dan pemaaf. Agama juga mengajarkan saling memaafkan teman-teman.
3.   (Ini kayaknya gak ada hubungan dengan etika) Nah, kalau kita ditolak sama seseorang mesti gampang move on dong. Masa kita berkelut dengan masa lalu, kan itu menyuramkan masa depan kita. Masa setiap kita mau melangkah mesti kepikiran sama seseorang itu. Masa lalu adalah masa lalu, biarlah masa lalu menjadi pengalaman terbaik dan menjadi pelajaran dan guru kita ke depannya.
4.    Kebaikan itu akan dibalas kebaikan diakhirnya dan kebaikan itu mesti kita tunjukan ke semua orang.

Maaf kalau enggak ada hubungan dengan Etika yah :)

Sumber nya: dari google gambar lainnya karangan sendiri